Kewajiban bagi para pembaca Al Qur’an adalah memperhatikan tata cara membaca Al Qur’an. Seperti dikatakan dalam sebuah syair :
“ Tanpa adab, seseorang akan kehilangan keutamaan dari Allah SWT”
Hendaknya tertanam dalam hati kita bahwa Al Qur’an ini benar-benar sebagai firman Alloh SWT yang kita sembah, sebagai perkataan Dzat yang kita cintai dan kita cari. Bagi seseorang yang telah merasakan cinta tentu mengetahui nilai surat cinta, tulisan atau ucapannya, yang benar-benar terasa di dalam hati. Perasaan dan gelora cinta yang ada pada saat itu tidak mungkin dapat dirumuskan dengan kata-kata. Seperti seorang shahabat Nabi, Ikrimah RA, jika hendak membaca Al Qur’an, setiap kali akan membuka lembaran-lembaran Al Qur’an, maka ia hamper jatuh pingsan sambil mengucapkan kata-kata,” Haadza kalamu Rabbi….hadzaa kalamu Rabbi ( Ini adalah perkataan Tuhanku, ini adalah perkataan Tuhanku )”.
Seorang ahli sufi mengatakan barangsiapa selalu menyadari kekurangannya dalam melaksanakan adab, maka ia akan bertambah dekat dengan Allah SWT. Dan sebaliknya, barangsiapa merasa cukup dan ujub, maka akan bertambah jauh dari peningkatan.
Alim ulama telah menulis, ada enam ( 6 ) adab lahiriyah dan enam adab bathiniyyah dalam membaca Al Qur’an.
Adab Lahiriyyah:
1. Sebelum menyentuh dan membaca Al Qur’an, hendaknya berwudhu dan bersiwak terlebih dahulu. Membaca dengan penuh rasa hormat, duduk di tempat yang sepi dan menghadap kiblat.
2. Tidak membacanya terlalu cepat, tetapi dibaca dengan tajwid dan tartil.
3. Berusaha menangis, walaupun terpaksa berpura-pura menangis.
4. Jika menjumpai ayat-ayat rahmat, hendaknya berdoa untuk mengharapkan ampunan dan rahmat-Nya. Sebaliknya jika menjumpai ayat-ayat adzab dan ancaman Allah SWT, hendaknya kita meminta perlindungan kepada-Nya, karena tidak ada penolong selain Allah SWT. Jika kita menemukan ayat tentang kebesaran dan kemuliaan Allah SWT, maka ucapkanlah Subhanalloh.
5. Jika dikhawatirkan akan menimbulkan riya’ atau mengganggu orang lain, sebaiknya membacanya dengan suara yang pelan. Jika tidak, sebaiknya membacanya dengan suara yang keras.
6. Bacalah dengan suara yang merdu, tetapi bukan dengan nyanyian. Banyak hadits yang menganjurkan agar membaca Al Qur’an dengan suara merdu.
Adab Batiniyah:
1. Mengagungkan Al Qur’an di dalam hati sebagai kalam yang tertinggi.
2. Memasukkan keagungan Allah SWT dan kebesaran-Nya karena Al Qur’an adalah kalam-Nya.
3. Menjauhkan rasa bimbang dan ragu dari hati kita.
4. Membacanya dengan merenungkan makna setiap ayat dengan penuh kenikmatan. Rasullulloh SAW pernah berdiri sepanjang malam sambil berulang-ulang membaca ayat;
“ Jika Engkau mengadzab mereka, mereka itu adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” ( QS Al Maaidah 118 )
Pada suatu malam, Sa’id bin Jubair rah membaca satu ayat dari surat Yaa Siin hingga tiba waktu shubuh;
“ Dan ( dikatakan kepada orang-orang kafir ), ‘ Berpisahlah kamu dari (
orang-orang mukmin ) pada hari ini, wahai orang-orang yang berbuat
jahat.” ( QS Yaa Siin:59 )
5. Hati kita mengikuti ayat-ayat yang kita baca. Misalnya jika kita membaca ayat-ayat rahmat, hendaknya hati kita merasa gembira dan senang. Sebaliknya ketika membaca ayat-ayat adzab, hati kita hendaknya merasa takut.
6. Telinga benar-benar ditawajuhkan seolah-olah Allh sendiri sedang berbicara dengan kita dan kita sedang mendengarkannya.
Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa MENGHAFAL BEBERAPA ayat Al Qur’an untuk dapat menunaikan sholat hukumnya fardhu ‘ain. Sedangkan MENGHAFAL KESELURUHAN ayat Al Qur’an, hukumnya fardhu kifayah. Jika tidak ada seorangpun yang hafizh Al Qur’an, maka seluruh kaum muslimin berdosa. Mulla Ali Qari Rah meriwayatkan dari Az Zarkasyi Rah bahwa ia berkata,” Jika dalam satu kampung atau kota tidak ada seorangpun penduduknya yang membaca Al Qur’an, maka semua penduduk kampung itu berdosa.
Demikian, semoga bermanfaat. Wallohu A’lam.
Sabtu, 13 Juni 2009
Adab-adab/ Prosedur Membaca Al Qur'an
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar